Banyak orang ribut menjelang
dimulainya bulan puasa, katanya belum menemukan hilal. Padahal jaman sudah
canggih, sekarang ‘kan ada google, tinggal ketik “hilal” pasti ketemu di
sana..malah bisa ribuan entri.
Memang kalau mau puasa nunggu
hilal, nah kalau yang mau pacaran nunggu halal. Ini agak-agak mirip konsepnya.
Dimulainya puasa ditandai dengan datangnya hilal, nah kalau memulainya pacaran
mesti menunggu halal,, ya cuma satu cara yaitu melalui sidang istbat, eh
maksudnya melalui akad nikah.
Kalau sudah menikah dan masuk
bulan ramadhan, ibadahnya pasti dobel siang-malam. Masjid-masjid penuh. Itupun
yang terjadi di kampung saya. Jam’aah begitu membludak, malah antrian wudhu
mengular. Akhirnya masjid menerapkan sistem buka-tutup, maklum masjid ini
letaknya di jalur puncak.
Pengalaman puasa yang paling
mengsyikkan adalah saatnya menunggu berbuka. Kata Nabi, berbukalah dengan yang
manis. Tetangga saya yang jomblo kasian, berbukanya sendiri. Kalau saya kan
berbuka dengan yang manis, yaitu dengan istri sendiri. Kabar tak enak datang
dari tetangga sebelah, akibat berbuka dengan yang manis, ia justru pingsan.
Pasalnya ia berbuka dengan si Manis
Jembatan Ancol..
Berbuka puasa juga biasa saja,
jangan terlalu nafsu. Seperti saya, saat berbuka puasa biasanya nya saya ambil
nasi di piring sedikit , maksudnya sedikit lagi mau tumpah. Nah gara-gara itu
akhirnya saya tidak ikut taraweh. Kenapa banyak orang pada malas taraweh, sebab
orang terbawa oleh istilah taraweh. Pas ditanya sama temen, “lo ke masjid ga?”
trus dijawab, “Tar a weh,, weh gy mlz niee..duluaan eaa”
Nah..itulah sepenggal kisah dari
@atrahus lebih lengkapnya bisa dipantengin di Radio Bahana 101,8 FM Jakarta
“Musik Terbaik Kamu” lewat acara #BANYOL sepanjang bulan ramadhan ini…3x sehari
Dengerin yaaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
follow @atrahus