Jumat, 17 September 2010

Puisi Televisi

Televisi hari ini tidak sekedar menyala
Televisi hari ini sudah menyalak
Gonggongannya galak sekali
Melebihi galaknya polisi
Pagi buta telah mengganggu nyenyak tidur politisi
dan pejabat publik yang tersandung korupsi

Tapi di kabar pagi tak nampak lagi penyiar putri
yang biasa memandu dan memberondong pemberi informasi
kabarnya tersangkut masalah dengan polisi
akibat informannya salah menyanyi

Televisi hari ini tak lagi hitam putih
Penuh warna bergradasi dan sedikit manipulasi
Kaum uzurnya terlibat drama reality bertajuk korupsi
Kaum ibunya lalai memberi asi karena keasyikan cinta fitri
kaum mudanya tak lagi hafal lantunan barjanzi
malah asyik berjingkrak diiringi harmoni dipandu kaum banci

Televisi hari ini tak lagi memihak pada yang benar
tetapi memihak pada yang bayar
Televisi berita pertama memberi durasi lebih lama
pada pemilik modalnya kala berbicara
Televisi yang terdepan mengabarkan berita
Ditengarai terlibat skandal rekayasa
Televisi keluarga Indonesia malah tak lagi berpihak pada keluarga
Televisi kebanggaan bersama miliki bangsa
kini bakal jadi milik bangsa tetangga sebelah
Televisi yang isinya satu untuk semua malah semakin membuat jenuh pemirsa
Televisi milik kita bersama kini jadi milik keluarga pengusaha

Otakku masih dipenuhi banyak lagi televisi
kabel-kabelnya menjalar ke seluruh tubuh hingga ujung birahi
Dep0k, April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

follow @atrahus